Prabowo bercerita, saat itu pelatih Judo di Kopassus berasal dari Korea Selatan, di mana sang pelatih yang dia panggil dengan sebutan 'profesor' itu selalu mengajarkan tentang kerja keras melalui latihan setiap saat, meskipun di hari libur.
"Saya ingat salah satu pelatih dari Korea, pelatih judo, melatih tim saya di Kopassus dulu. Menjelang hari Natal, saya panggil dia, saya bilang 'Profesor, besok adalah hari Natal, saya minta para anggota diliburkan'. Dia bilang, 'tidak bisa jenderal', Loh kan besok hari Natal. 'Tidak masalah jenderal, saya orang kristen, nanti kita ke gereja jam 10, kita kebaktian misa, nanti jam 1 latihan lagi'," kata Prabowo.
Mendengar hal tersebut, Prabowo mengaku kagum dengan semangat yang diterapkan oleh pelatih tersebut. Bahkan, latihan juga diterapkan pelatih asal Korea Selatan itu saat libur Hari Raya Idul Fitri.
"Beberapa minggu kemudian lebaran idul fitri, saya panggil dia lagi. Profesor, besok hari besar untuk umat Islam, harus libur. 'Jenderal, saya sudah tanya kepada ahli-ahli agama, yang wajib itu Idul Fitri, sembayang, salat berjamaah di masjid jam 7 pagi'," kata Prabowo.
"Dia tau peraturannya, sesudah itu, training, latihan. Abis itu dia tanya, 'Jenderal mau tim jenderal juara atau tidak?' dijawab 'Mau'. 'Kalau mau juara, tidak ada cara lain harus latihan'," tuturnya.
Prabowo kembali menyatakan kekagumannya setelah menceritakan pengalaman yang bersinggungan dengan pihak Korea Selatan.
"Orang-orang Korea ini bangsa yang tangguh. Jadi, kalau negosiasi dengan orang Korea tidak gampang, jadi boleh juga kalau orang Korea kita kirim orang Papua, jadi mereka bangsa yang tangguh," ucapnya.