Rocky Gerung Ingatkan Penyempurnaan Peradaban Demokrasi Dasarnya Etika

Binti Mufarida
Pengamat politik, Rocky Gerung menjelaskan kecurangan Pemilu dimulai dari putusan MK. (Foto MPI).

JAKARTA, iNews.id - Pengamat politik, Rocky Gerung menegaskan kecurangan Pemilu 2024 bukan hanya sekedar data kuantitatif. Persoalan pertama pintu masuk kecurangan di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Jadi, yang disebut kecurangan itu bukan sekadar data kuantitatif tapi perspektif orang tentang persoalan pertama pintu masuknya. Jadi saya terus mengatakan curang itu dimulai dari pintu masuk Mahkamah Konstitusi, udah. Dan itu kemudian kita tunggu di kotak-kotak suara,” kata Rocky dalam Dialog Spesial Rakyat Bersuara: Pemilu Curang, Hak Angket Bergulir, Ke Mana Ujungnya? bersama Aiman Witjaksono yang disiarkan secara langsung oleh iNews, Selasa (27/2/2024).

Rocky menjelaskan bahwa kecurangan Pemilu dimulai dari putusan Ketua MK Anwar Usman Nomor 90/PUU-XXI/2023 soal batas usia Capres-Cawapres yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo Subianto.

Rocky pun mengkritisi MK yang menghasilkan putusan Nomor 90. Meskipun hasil putusan MK final dan binding (mengingat), namun dia mengingatkan soal penyempurnaan peradaban demokrasi dasarnya adalah etika.

“Legalitasnya ada karena itu bicara tentang konstitusi dalam perspektif hukum positif. Tetapi konstitusi juga mesti dibaca di dalam rangka penyempurnaan peradaban demokrasi, living constitution. Nah, living constitution ini isinya adalah isinya etik, etik, etik, itu dasarnya,” kata Rocky.

Rocky menegaskan putusan tidak hanya black letter of the law, mengacu pada prinsip-prinsip hukum yang sudah mapan dan diterima secara umum dan tidak dapat disangkal.

“Begitu Anda, ‘oh kenapa dimaksudkan supaya seseorang itu bisa diselundupkan lewat rumah konstitusi?’ Ini anak Presiden diselundupkan, menimbulkan interpretasi bahwa seseorang menginginkan dinastinya diperpanjang. Kan cuma itu keterangannya, ada enggak di konstitusi? Nggak ada di konstitusi. Tapi reason kita mengatakan bahwa living constitution mengatakan ada pelanggaran etik luar biasa itu,” pungkasnya. 

Editor : Faieq Hidayat
Artikel Terkait
Nasional
5 hari lalu

LPOI Akui Kemajuan China Jadi Inspirasi Global, Termasuk Dunia Islam

Muslim
12 hari lalu

12 Pemikir Dunia Hadiri AICIS+2025 di UIII, Bahas Islam dan Peradaban Global

Nasional
15 hari lalu

Prabowo di KTT ASEAN: Dorong Perdamaian di Myanmar dan Redam Ketegangan Thailand-Kamboja

Nasional
17 hari lalu

Mengimajinasikan Indonesia

Internasional
31 hari lalu

Maria Corina Machado Raih Nobel Perdamaian 2025, Simbol Perlawanan Demokrasi Venezuela

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal