JAKARTA, iNews.id - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunggah sebuah video podcast dalam akun YouTube pribadinya. Podcast itu berisi tentang perenungan Partai Demokrat yang saat ini seperti diacak-acak. Dalam video tersebut, satire SBY mengungkap tak percaya sahabat yang melukai.
Video podcast SBY berjudul 'Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Terlambat Tapi Pasti' itu berdurasi 18 menit 42 detik. Mantan Presiden dua periode itu meratapi sahabat yang telah telah lama bersama namun kini melukai dengan merusak stabilitas Partai Demokrat.
"Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik," begitu bunyi di dalam podcast, Kamis (18/3/2021).
Pria yang menjabat Ketua Majelis Tinggi Pertimbangan Partai Demokrat ini melanjutkan, sahabat yang selama 20 tahun bersama tega melukai. Kejadian yang tak pernah dibayangkan akan terjadi.
"Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika dan budi pekerti juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan," katanya
Berikut isi lengkap podcast tersebut:
Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Lambat Tapi Pasti.
Malam itu Cikeas bagai kota mati atau dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi.
Suasana sungguh mencekam, hening dan sepi.
Ketika kubuka jedela, di dekat sajadah mendiang istriku yang sedikit lusuh namun menyimpan kenangan yang teramat dalam yang kini menjadi teman setiaku.
Ketika aku bersujud ke pangkuang ilahi di kejauhan, kupandangi langit yang pekat kehitaman, tak ada cahaya bulan atau gemerlapnya bintang-bintang.
Rintik hujan yang turun sejak senja pun kini telah pergi. Tinggal derak pohon dan dedaunan yang terdengar lirih berdesir pertanda angin malam menyapa dan menghampiri
Kututup kembali jendela tua di kamar ku dan aku mencoba merabahkan diriku di ranjang, mengingat jam dinding telah menunjukkan angka 12.
Namun entah kenapa sulit sekali memejamkan kedua mataku, hati ku terjaga pikiranku mengembara. Aku bangkit kembali dari tempat tidurku dan diduduk di kursi koklat tua tepat di depan televisi lamaku.