Sepulang pendidikan antiteror di GSG9 Jerman Barat bersama seniornya, Luhut Binsar Pandjaitan, nama Prabowo kian berkibar. Pada 1994, Prabowo menjabat orang nomor 2 di Kopassus. Kala itu Danjen Kopassus yakni Mayjen TNI Subagyo HS.
Kariernya makin mencorong. Tentara yang ditempa pengalaman tempur di Timor Timur itu lantas menduduki kursi sangat strategis sebagai Danjen Kopassus. Adapun Subagyo dipromosikan ke teritorial sebagai Pangdam IV/Diponegoro.
Berbagai prestasi ditulis Prabowo semasa memimpin pasukan elite Baret Merah. Selain operasi pembebasan sandera di Irian Barat (kini Papua) yang dikenal sebagai Operasi Mapenduma, dia juga mencatatkan sejarah monumental dengan mengirimkan tim Kopassus mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi dunia, Gunung Everest pada 1997.
Prabowo menembus bintang 3 ketika didapuk sebagai Pangkostrad. Itu terjadi pada 20 Maret 1998. Namun situasi politik dan keamanan Indonesia kala itu sedang genting. Di tengah krisis moneter menerpa, desakan agar Soeharto mundur terus bergelora.
Soeharto turun tahta pada 21 Mei 1998. Sehari setelahnya atau pada 22 Mei, Prabowo diberhentikan dari Pangkostrad. Selanjutnya dia digeser sebagai komandan Sesko ABRI.
Pensiun dari militer, mantan komandan Brigif 17/Kujang 1 Kostrad itu terjun ke politik. Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. Setelah berkontestasi sebagai cawapres di Pilpres 2009, dua kali capres (2014, 2019), akhirnya Prabowo memenangi Pemilu 2024.