JAKARTA, iNews.id - Jadah tempe menunjukkan bagaimana makanan sederhana dapat berkembang menjadi ikon kuliner Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tak hanya lezat, penganan yang dikenal sebagai perpaduan jadah berbahan ketan dan tempe bacem ini juga menyimpan nilai budaya yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat di lereng Gunung Merapi.
Jadah tempe sudah puluhan tahun dikenal sebagai makanan rakyat, terutama di kawasan Kaliurang. Keunikan rasa serta proses pembuatannya membuat makanan ini tetap populer hingga kini.
Sebagian besar wisatawan yang datang ke Yogyakarta, khususnya ke kawasan Kaliurang, hampir selalu mencari jadah tempe sebagai oleh-oleh wajib.
Sejarah jadah tempe Jogja tak lepas dari tradisi masyarakat pedesaan yang memanfaatkan hasil bumi lokal. Ketan menjadi bahan makanan pokok yang mudah ditemukan, sementara tempe merupakan sumber protein murah yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Jawa sejak ratusan tahun lalu.
Dalam keseharian, masyarakat lereng Merapi sering mengolah ketan menjadi jadah, semacam lontong ketan yang ditumbuk dan dicampur sedikit garam serta santan. Sementara itu, tempe bacem dibuat sebagai lauk yang tahan lama karena proses perendaman gula jawa dan rempah.