Lalu benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya hingga sampai menikah. Sehingga Ni Luh Ayu Sekarini mengandung. Namun sebelum anaknya lahir, Gajah Mada harus kembali ke Mahapahit karena dipanggil Ratu Tribhuwanatunggadewi.
Setelah putra Gajah Mada itu menjadi dewasa, dia mencari ayahnya ke Majapahit. Anak hasil buah cinta Gajah Mada dengan Ni Luh Ayu Sekarini, yang diberi nama Aria Bebed, sempat beberapa lama tinggal di Majapahit sebelum akhirnya kembali ke Bali.
Sementara itu, kisah cinta Gajah Mada dengan Puranti, dimuat dalam buku "Kisah Cinta Gajah Mada, Kontroversi Kehidupan Sang Mahapatih" karya Gesta Bayuadhy, cetakan pertama 2015.
Kisahnya dimulai sebelum Gajah Mada menjadi prajurit Bhayangkara. Saat itu Gajah Mada dikenal sebagai seorang Bekel Dipa atau prajurit biasa yang mengabdi di Kerajaan Kahuripan yang merupakan kerajaan bawahan Majapahit.
Gajah Mada yang seorang prajurit ini pun jatuh hati terhadap putri Demang Suryanata dari Kerajaan Kahuripan yang bernama Puranti. Namun saat cinta keduanya bersemi sang kekasih Puranti ketika itu dilamar oleh Raden Damar, putra seorang patih bernama Rangga Tanding di Kahuripan.
Tentu saja Demang Suryanata tidak bisa menolak lamaran tersebut mengingat dia bawahan Patih Rangga Tanding. Posisi Gajah Mada yang hanya seorang Bekel Dipa (prajurit biasa) hanya bisa menerima kenyataan, dan bersedia mundur demi kebahagian sang kekasih Puranti.