Saat itu, Hasto menuturkan, ada yang memprotes langkah Megawati, namun dengan keyakinan yang dimiliki, langkah tersebut membuahkan hasil.
"Keyakinannya terbukti, seorang hakim yang bernama Tobing di Riau memenangkan gugatan PDI dan posko gotong royong berdiri spontan. Inilah cermin dukungan rakyat. Itulah esensi kekuatan moral," katanya.
Seluruh anggota dan kader PDIP masih satu komando yaitu menahan dan terus menjaga persatuan. Kader PDIP merupakan Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara.
"Kami dididik untuk mencintai negara ini lebih dari segalanya dan membangun persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, untuk Indonesia yang satu," ucap Hasto.
Dia pun memberi contoh, bagaimana Megawati meminta agar tidak ada yang menghujat Presiden ke-2 RI Soeharto saat diturunkan, meskipun Soekarno pernah dipinggirkan. "Bagi PDIP, politik itu menebar kebaikan dan membangun optimisme. Prioritas utama kami saat ini adalah membantu rakyat akibat Covid-19," ujarnya.
Diketahui, dalam demonstrasi di depan Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu, 24 Juni 2020 massa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis, memprotes RUU HIP dan membakar bendera PDIP.
Aksi tersebut mengundang protes dari kader PDI Perjuangan seluruh Indonesia. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto meminta para kader partai merapatkan barisan serta menyerahkan dugaan tindak pidana pembakaran bendera partai itu ke aparat penegak hukum.