Ternyata, dari pertemuan itu, keduanya sering berdiskusi perihal kesehatan dan berlanjut hingga kini. Oleh karena itu, ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu untuk belajar bersama.
“Saya sering istri saya ini jadikan alat. ‘Kowe moco ndisik, nek kowe wes ngerti, ajari aku’. Akhirnya beliau jadi paham tentang onkologi itu seperti apa,” tutur Gatot.
Sedangkan, kata sang istri, Laksmi Wulandari mereka turut berkolaborasi dalam pengembangan Vaksin Merah Putih yang Unair gagas. Hal itu menjadi anugerah tersendiri karena bidang keilmuan yang keduanya miliki saling berkaitan.
Laksmi berfokus pada paru dan Prof Gatot berfokus pada imunologi vaksin. Ia pun merasa bangga karena dapat ikut menjadi bagian dari pengembangan Kesehatan di Indonesia.
Apalagi Vaksin Merah Putih merupakan karya anak bangsa yang pengembangannya di dalam negeri oleh peneliti dari Indonesia.
“Sampai saat ini pun masih terus meneliti untuk subjek-subjek lainnya. Kalau kemarin itu kan dewasa (vaksin), saat ini remaja dan nanti akan berlanjut ke anak-anak. Harapannya kita memiliki vaksin yang berasal dari virus asli Indonesia,” kata Laksmi.