Dia menegaskan, jika ingin mengkritisi, bukan hal ini yang menjadi sorotan, melainkan bagaimana pihak penantang bisa menawarkan sebuah konsep dalam membangun bangsa. Intinya, usulan penggunaan Bahasa Inggris dalam debat dinilainya hanya sekadar pemanis.
"Itu kan cuma gimmick dalam proses pemilihan, tidak substansi dalam keadaan bangsa. Kita butuhnya bukan itu," kata Ketua DPP Partai Perindo ini.
Arya mengingatkan, jika Prabowo-Sandi belum bisa mengembangkan isu-isu yang lebih substanstif, bisa jadi perjalanan Jokowi-Ma'ruf untuk memenangkan Pilpres 2019 bakal semakin mulus.
"Jadi pertempurannya belum substansi, mungkin Pak Prabowo belum muncul. Sandi yang kita tahu sering bercanda, canda-candaan. Jadi semua itu masih bercanda lah kita anggap. Tapi kalau kubu sebelah masih seperti ini terus (tidak ada yang substansi), bisa kalah telak nanti," kata dia.