Selain itu, UI turut melakukan program monitoring energi. Mereka akan melakukan kalkulasi dan evaluasi, seberapa besar elah dipergunakan seiring bertambahnya jumlah gedung. Untuk mengontrol penggunaan energi listrik, setiap fakultas akan dipasang meteran. Civitas juga akan didorong melakukan upaya penghematan listrik dan energi lainnya.
Menariknya, untuk meminimalisir penggunaan listrik, arah bangunan UI selalu membujur ke utara dan selatan karena dari pagi hingga sore, bangunan akan mendapat cahaya alami matahari. Tentunya, hal tersebut akan mengurangi penggunaan lampu dan AC.
“Kerja sama juga dilakukan bersama salah satu laboratorium di Fakultas MIPA, di mana gas buang CO serta Co2 akan dipantau dan hasilnya akan dapat dilihat di website UI,“ ucap Jaya.
Terkait pengurangan energi, UI memiliki kebijakan konservasi lahan. Dengan kebijakan ini, pembangunan hanya dapat dilakukan jika memenuhi syarat yakni minimal 8 lantai. Dengan demikian penggunaan lahan akan jauh lebih efisien. Kebijakan lain setiap gedung baru yang dibangun harus dapat mengkonversi energi listrik dengan menerapkan penggunaan PLTS.
Berbicara mengenai penerapan PLTS, beberapa fakultas UI sudah menerapkannya hingga lebih dari 200 kilowatt.
UI juga mewajibkan rain harvesting atau memanen air hujan. Air hujan akan ditampung dan akan digunakan untuk keperluan tertentu, seperti menyiram tanaman.
Jaya berpesan, agar keadaan bumi dan ozon terus terjaga, hendaknya kita memulainya dari hal sederhana di lingkungan kita, seperti kembali menanam pohon.
“Kita harus selalu bisa menanam pohon supaya tadi ozon dan oksigen kita selalu terjaga. Dan kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?” tutur Jaya.