Dia mencontohkan, imunisasi pentavalen yang tidak diberikan, seorang anak bisa kena difteri, tetanus, batuk 100 hari termasuk radang paru-paru yang menjadi penyebab kematian nomor satu pada anak di bawah 5 tahun.
Menurutnya, untuk efek samping vaksin atau yang dikenal dengan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI), terbagi 2. Ada yang KIPI umum atau sistemik seperti demam, nafsu makan menurun, lemas atau rewel yang paling sering.
Efek samping itu dinilai hanya bersifat sementara dan hilang dalam 1 atau 2 hari. Kemudian, kata dia ada KIPI lokal seperti bekas suntik akan menyebabkan pegal, bengkak atau kemerahan yang akan hilang dalam beberapa hari. Para orang tua diminta tidak panik dan takut untuk imunisasi.
Sementara itu Communication for Development Specialist Unicef Indonesia Rizky Ika Syafitri menyampaikan, Indonesia sudah 30 tahun lebih melaksanakan program imunisasi. Bahkan, di dunia sudah lebih lama dan terbukti vaksin menyelamatkan jutaan anak dari kematian, kesakitan dan kecacatan.
Dalam memberikan imunisasi terhadap masyarakat banyak tantangan yang dihadapi, seperti ada masyarakat yang tidak tahu imunisasi itu penting. Selain itu banyak juga berita bohong terkait imunisasi.
"Pemerintah bersama Unicef dan lembaga lainnya berusaha menjawab berbagai misinformasi dan berita bohong terkait imunisasi," katanya.