"Pak Mahfud MD didikan langsung Gus Dur, orangnya pemberani, orangnya punya komitmen untuk penegakan hukum, jujur dan antikorupsi. Cocok nggak untuk jadi pemimpin kita?" ujar Yenny.
Direktur Eksekutif Wahid Fondation itu juga menekankan semua calon presiden yang ikut pada Pilpres kali ini adalah putra-putra terbaik bangsa Indonesia. Namun, kata dia, yang paling penting adalah yang cocok dengan hati.
Yenny pun mengutip sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam memilih pemimpin harus mengikuti kata hati, sebab hati mengetahui kebaikan dan keburukan, serta tidak bisa dibohongi.
"Jadi, kalau memutuskan untuk memilih Ganjar- Mahfud dipastikan itu suara hati kita. Tidak usah menjelek-jelekkan paslon lain," ujarnya.
Yenny pun menegaskan bahwa ke depan Ganjar-Mahfud akan melanjutkan apa-apa yang sudah dibangun oleh Presiden Joko Widodo dan akan memperbaiki hal-hal yang dianggap masih kurang.
"Semua pemimpin punya kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya kita dukung, kelemahannya kita perbaiki. Setiap zaman membutuhkan pemimpinnya dan pada zaman sekarang membutuhkan pemimpin yang bekerja cepat, berkomitmen terhadap penegakan hukum, tentu adanya pada Ganjar-Mahfud," katanya.
Yenny pun menceritakan kedekatan sosok Mahfud MD dengan Gus Dur. Menurutnya, Mahfud MD memang sangat dekat dengan keluarga Gus Dur. Bahkan saat Gus Dur jadi presiden, Mahfud dipercaya menjadi Menteri Pertahanan (Menhan).
"(Mahfud MD) Orang sipil pertama yang menjadi Menteri Pertahanan. Sosoknya lengkap, pernah menjadi anggota DPR. Jadi, mengerti kalau bikin undang-undang itu seperti apa. Pernah jadi eksekutif, jadi menteri. Pernah juga di yudikatif, karena pernah jadi Ketua MK. Jadi, beliau lengkap. Kalau kita cari pemimpin yang bisa mengerti semua hal, semua perspektif, maka adanya di Pak Mahfud," ungkapnya.