Dia menjelaskan, ketika kondisi demikian ban yang mencengkram akan berhenti saat direm. Sementara ban lama yang sudah gundul masih berputar, sehingga akselerasi kendaraan menjadi tidak seimbang. Ini berbahaya pada saat mobil dalam kecepatan tinggi.
"Jadi idealnya membeli ban minimal dua. Cara pemasangannya pun perlu diperhatikan. Di mana ban baru lebih baik dipasang di bagian belakang," katanya.
6. Ganti Ban Beda Merek
Banyak yang percaya ganti ban harus satu merek. Benarkah demikian? Bambang mengatakan, tidak ada masalah mengganti ban beda merek asalkan satu jenis. Misal, untuk ban model kendaraan penumpang di jalan raya gantinya harus sama. Jangan diganti jenis off-road atau kendaraan niaga.
Namun, dia mengingatkan saat dipasang harus satu poros kiri dan kanan. "Satu poros harus sama," ujarnya.
7. Pasang Ban Depan atau Belakang Dulu
Bagaimana pemasangannya, ban baru ditempatkan di bagian depan lebih dulu atau belakang? "Orang kebanyakan meminta pasang di depan. Mereka beranggapan kalau ban depan pecah kecelakaannya bisa fatal. Itu tidak benar. Ban belakang pecah juga bisa berakibat fatal," ujar Bambang.
Menurutnya, ban baru ideal dipasang di belakang, baik mobil yang berpenggerak roda depan maupun belakang. Pertimbangannya, dalam pengemudian ada istilah oversteer dan understeer. Ini yang harus perhatikan.
"Kalau ban depan baru, ban depan akan lebih mencengkram. Namun, ketika direm ban belakang akan meluncur karena daya cengkeramnya kurang, maka terjadi oversteer," katanya.
"Jika terjadi oversteer, kita harus cepat mengembalikan setir. Itu gerakannya lebih susah dibandingkan understeer," ujar Bambang.
Dia menegaskan, jika dipasang di belakang, ban belakang cengkeramanya akan lebih bagus dan terjadi understeer putarannya lebih gampang dari oversteer.
"Misal, harusnya 20 derajat, namun mobil putarannya 5 derajat, tinggal ditambah saja putarannya. Jadi lebih baik undesteer daripada oversteer," ujar Bambang.