"Penting dan urgen untuk menaruh perhatian pada sektor pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan, selain pembenahan-pembenahan struktural pada ekosistem politik, riset dan reproduksi pengetahuan, ekonomi, penegakan hukum, dan keuangan," kata Ari.
Ari mengutip dari hasil survei LinkedIn, minat perusahaan terhadap tenaga kerja yang memiliki keahlian big data dan coding cukup tinggi dan cepat perkembangannya. Sayang, suplai tenaga kerja dengan kriteria tersebut masih minim.
Ketidaksiapan tenaga kerja lokal dengan kebutuhan industri, dinilai mengkhawatirkan karena dapat berdampak pada daya saing industri Indonesia dengan negara lain.
Merujuk pada laporan World Economic Forum (WEF) 2016, dunia industri sedang beralih menggunakan rekayasa inteligen, mesin belajar, transportasi otomatis, dan robotik pintar yang akan mendominasi proses produksi pada 2020.
"Beberapa industri menjadikan teknologi cloud dan mobile internet sebagai fokus model bisnis mereka di masa depan. Disusul teknologi pemrosesan data dan penggunaan big data ke dalam proses produksi," ujar Ari.