Mobil ini diperkenalkan Toyota sebagai komitmen mendukung pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Pasalnya, saat ini polusi udara di beberapa kota besar sudah melewati ambang batas.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan kehadiran dua unit mobil dengan bahan bakar bioetanol merupakan pengenalan bahan bakar berkelanjutan.
"Untuk mengurangi emisi di kendaraan tidak selalu tentang elektrifikasi, BEV, Hybrid tetapi juga seperti penggunaan bioetanol E100, jika melihat dari sisi global. E100 (sudah) digunakan di Brasil, mereka menggunakan tebu sebagai bahan bioetanol," kata Anton di GIIAS 2023.
Anton juga menyampaikan bahwa pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sudah bisa memproduksi mobil dengan mesin yang bisa menenggak bioetanol 100. Ia mengungkapkan bahwa ini tinggal menunggu kesiapan bahan bakarnya tersedia di Indonesia.
Seperti diketahui, saat ini Pertamina baru meluncurkan Pertamax Green dengan campuran bioetanol sebesar 5 persen. Ini merupakan campuran dari BBM jenis Pertamax RON 92 dan bioetanol yang terbuat dari sari tebu sebesar 5 persen.
Mobil yang dianjurkan menenggak Pertamax Green adalah yang memiliki kompresi 12 ke atas. Ini untuk memastikan mesin bekerja dengan optimal dan komponen di dalamnya lebih awet.