“Harapan kita sih ini benar-benar buatan Indonesia. Kita mau tahu gimana teknologinya. Paling penting bagi saya aftersales-nya bagaimana. Kita juga belum tahu jelas speknya, service center-nya, itu kan yang terpenting buat mobil karena ini kan nggak kita pakai cuma setahun,” ujarnya.
Sebagai pengusaha obligasi mesin, Chandra mengatakan Esemka Bima EV belum cocok untuk digunakan untuk kendaraan komersial. Menurutnya, masih perlu banyak perbaikan dari segi kualitas.
“Masih banyak yang perlu dibenahi. Misalnya built quality-nya. Kalau dari mobilnya kan belum tahu, soalnya belum ada juga di jalanan. Kalau yang dari kita lihat built quality-nya saja,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Suwito, yang berprofesi sebagai seorang pegawai swasta asal Jakarta. Menurutnya, kehadiran Esemka di IIMS 2023 menjadi sinyal positif bahwa mobil nasional benar-benar ada.
“Saya pikir kita harus mulai bangga dengan produk dalam negeri ya. Cuma kualitas sekali lagi harus (ditingkatkan) karena menyangkut nyawa orang, Sebenarnya ini masih worthed, tapi karena ini ptoduk lokal, jaringan aftersales-nya bagaimana,” kata Suwito.
Suwito juga awalnya mengaku tidak tahu ada Esemka di IIMS 2023, mengingat mereka baru mengonfirmasi kehadiran pada momen-momen terakhir.
“Saya rasa kalau di GIIAS publikasinya akan jauh lebih bagus. Saya juga awalnya kaget kenapa IIMS Jokowi yang buka, oh ternyata ada Esemka. Jadi ini luar biasa, di ujung jabatan beliau, ini membuktikan bahwa Esemka betul ada,” ucapnya.