Franz menceritakan, DFSK sudah melakukan studi di Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Afrika, sebagai bahan perbandingan. Setelah mempertimbangkan, DFSK memilih Indonesia.
“Karena Indonesia merupakan pasar yang paling potensial, polulasinya besar, dan kondisi perekonomiannya belakangan ini stabil, dan juga Indonesia sudah punya industri otomotif. Jadi, Indonesia menjadi pasar yang paling menjanjikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Indonesia punya selera pasar yang sama dengan China untuk produk otomotif. Hal ini karena kedua negara punya jumlah keluarga yang besar sebagai dampak dari bonus demografi. Kendaraan penumpang dengan daya tampung tujuh orang lebih digemari di kedua negara ini.
“Indonesia merupakan negara dengan populasi besar yakni setidaknya 250 juta jiwa, di mana China dengan populasi 1,3 miliar jiwa. Keduanya negara dengan populasi besar, kedua negara ini punya jumlah keluarga yang besar. Di dua negara ini juga model 7-seater cukup populer. Itu artinya apa pun produk yang kami kembangkan di pasar China, dia juga punya kesempatan besar untuk cocok dengan pasar Indonesia,” kata Franz, menjelaskan.
Benar saja, kendaraan penumpang 7-seater yakni SUV Glory 580 mendapat sambutan positif dari masyarakat, sejak diperkenalkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 pada April lalu dan diluncurkan tiga bulan kemudian.