“Ini perakitan yang kita percepat, sehingga bisa memenuhi kebutuhan dari beberapa pelanggan yang sudah inden, mulai dari GIIAS 2023 yang sudah menembus angka 400 unit,” ujar Rifkie.
Sebagai informasi, Chery mengubah strategi mereka dalam hal lini elektrifikasi. Mengingat sebelumnya mereka berencana meluncurkan mobil hybrid pada 2023. Tapi, itu diubah dengan meluncurkan mobil listrik berbasis baterai pada tahun ini dan hybrid pada 2024.
“Salah satu alasan (terjun ke elektrifikasi) adalah Chery sebagai brand besar di China, di mana kita merupakan salah satu brand selama 20 tahun berturut-turut memimpin di China dalam jumlah ekspor,” ucap Rifkie.
“Kita sudah siap dan punya banyak line up untuk EV itu sendiri, jadi tidak ada alasan bagi kita menunda untuk menjual mobil listrik di Indonesia. Kita sudah melakukan roll off, dan ini merupakan produksi pertama EV untuk Asia Tenggara,” ujarnya.
Rifkie mengungkapkan bahwa mobil listrik Omoda E5 yang diproduksi di Indonesia akan ditujukan untuk pasar ekspor untuk kawasan Asia, terutama setir kanan.
“Nanti ke depannya EV yang diproduksi di Indonesia juga untuk men-cover market di Asia itu sendiri. Kita juga akan menyasar pasar ekspor, selain fokus pada pasar domestik untuk Omoda E5,” ucapnya.