Saat ini, Xpeng akan mengirimkan total sekitar 600 unit ke konsumen di Indonesia. Seluruh unit yang tiba merupakan produksi lokal dari pabrik PT Handal Motor Indonesia. Dari total itu, 90–95 persen adalah model Xpeng X9, disusul model Xpeng G6. “Saat ini, rata-rata pengiriman ke konsumen 200 unit per bulan,” kata Hari.
Di tengah ketidakpastian insentif, Xpeng tetap menyiapkan ekspansi jaringan dealer. Saat ini mereka memiliki enam jaringan dealer di wilayah luar Jabodetabek. Ke depan akan Ekspansi di sejumlah kota besar.
Hari menegaskan industri otomotif harus dipandang sebagai investasi jangka panjang. Menurutnya, mobil listrik memiliki keunggulan fundamental karena tidak mengandalkan bahan bakar subsidi dan mampu mendukung agenda pengurangan emisi karbon nasional.
Harapan besar Xpeng tetap sama, insentif diteruskan agar ekosistem tumbuh stabil. Jika tidak, pertumbuhan EV berpotensi melambat dan membebani konsumen yang sudah percaya menuju era elektrifikasi.
Untuk pasar Indonesia, Xpeng hadir dengan line-up yang cukup agresif. Model flagship mereka, Xpeng X9, ditawarkan dalam tiga varian, yaitu Standard Range Pro seharga Rp990 juta, Long Range Pro Rp1,059 miliar, dan Long Range Pro+ Rp1,099 miliar on the road Jakarta.
Sementara model Xpeng G6 hadir dalam dua varian, yaitu Standard dibanderol Rp599 juta dan varian Pro Rp619 juta.
Lewat kombinasi harga, produksi lokal, hingga rencana ekspansi dealer, Xpeng percaya Indonesia akan tetap menjadi pasar penting. Kini bola ada di sisi regulator—apakah insentif mobil listrik akan terus berlanjut, atau justru berhenti di tengah jalan.