DETROIT, iNews.id - Produsen mobil di dunia mengalami kerugian hingga 210 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.996 triliun akibat krisis rantai pasokan chip semikonduktor. Ini dua kali lipat melebihi prediksi pada awal tahun lalu.
Dilansir dari Autoblog, Jumat (24/9/2021), Alipartners mengungkapkan harga bahan pasokan komunditas yang terbatas, seperti baja dan resin plastik berdampak pada kenaikkan biaya. Ini memicu kelangkaan yang memaksa seluruh pembuat mobil membatasi produksi.
Tidak hanya itu, seluruh perusahaan diprediksi kehilangan produksi sebanyak 7,7 juta unit kendaraan pada 2021.
Alixpartners memperkirakan pada Mei tahun ini, produsen mobil sudah kehilangan pendapatan 110 miliar dolar AS, dan hanya dapat memproduksi sebanyak 3,9 juta kendaraan tidak sesuai dengan rencana produksi pada 2021.
Direktur Pelaksana Praktik Otomotif Alixpartners, Dan Hearsch mengatakan, di pasar AS penjualan kendaraan mulai melambat karena persediaan unit di dealer sangat terbatas akibat pasokan kurang.
"Kami awalnya berasumsi kondisi akan kembali normal pada kuartal keempat, tetapi ini tidak akan terjadi," ujar Hearsch.