JAKARTA, iNews.id - Industri otomotif China sempat dipuji karena kekuatan mereka dalam memproduksi kendaraan energi baru (New Energy Vehicles/NEV). Namun, malapetaka muncul saat kapasitas produksi sangat besar dan persaingan harga tak terkendali.
Masalah utama bermula dari kebijakan industrial yang mendorong produksi kendaraan, terutama kendaraan energi baru. Hal tersebut dilakukan tanpa disesuaikan dengan permintaan konsumen yang realistis.
Saat ini, kapasitas produksi pabrik mobil di China mencapai dua kali lipat dari jumlah kendaraan yang diproduksi tahun lalu, yakni sekitar 27,5 juta unit. Kondisi ini mendorong munculnya praktik tidak lazim dalam distribusi dan penjualan mobil.
Kondisi ini membuat sejumlah dealer menghadapi penumpukan stok hingga sulit menghasilkan keuntungan. Beberapa produsen dan dealer bahkan melakukan registrasi massal dan asuransi mobil baru yang belum terjual agar dapat mencatatnya sebagai kendaraan "terjual".
Alasan dealer sulit menjual kendaraan adalah kota pinggiran dengan penduduk 21 juta jiwa, sebuah showroom di pusat perbelanjaan menawarkan sekitar 5.000 unit mobil dengan diskon besar. Bahkan, beberapa mobil Audi buatan lokal dijual dengan potongan harga hingga 50 persen.