Bernardi optimistis penjualan motor listrik di Indonesia akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Menurutnya, perubahan akan selalu membutuhkan waktu, terlebih masyarakat harus mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk membeli motor listrik.
“Bayangkan, saat ini sudah ada sekitar 16 merek motor listrik dengan lebih dari 30 jenis. Bagaimana bisa secepat itu masyarakat menentukan terbaik untuk mereka. Saat ini mereka sedang dalam tahap memilah mana yang terbaik,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini masyarakat Indonesia sudah bisa memanfaatkan subsidi Rp7 juta untuk membeli motor listrik hanya dengan menunjukkan NIK KTP. Tapi, satu NIK KTP hanya berlaku untuk satu pembelian motor listrik dengan subsidi.
Bernardi menegaskan dengan aturan itu masyarakat juga akan menimbang atau menunggu model baru motor listrik. Pasalnya, setelah melakukan pembelian dengan subsidi, mereka tidak bisa memanfaatkan kembali program tersebut.
“Masyarakat dalam tahap seleksi, ini lagi memilah mana yang cocok untuk digunakan bekerja atau hanya untuk hobi-hobian saja. Mereka sedang mengeksplor, mencari yang terbaik untuk mereka,” ucapnya.
“Karena satu NIK untuk satu unit, makanya kalau sudah beli gak bisa manfaatkan subsidi lagi. Untuk itu, mereka menseleksi brand yang ada di market. Kita harus memberikan kenyamana kepada pengguna agar konsumen merasa nyaman,” ujar Bernardi.