“Alasan kami itu pertama tidak ingin mengganggu masyarakat, terutama pada titik-titik khusus, misalnya pasar. Misalnya kita mau touring ke Jawa (Tengah-Timur) saja, kita masuk dari Bekasi keluar di Karawang atau Cikampek sudah cukup kok. Tak selamanya kita mau di jalan tol terus,” ujarnya.
Untuk aktivitas di dalam kota, Rian menjelaskan bahwa moge tak perlu melintas di ruas-ruas tol dalam kota. Pasalnya, jalan-jalan perkotaan masih cukup luas dan ada banyak jalan yang masih bisa dilalui apabila terjadi kepadatan di satu titik.
“Jadi kalau mau ke Bogor cukup (tol) sampai Ciawi, kalau ke Sumatera cukup sampai Merak. Artinya titik-titik ada kemacetan, kita tak ingin mengganggu masyarakat. Kami juga ingin devisa negara ini naik karena teman-teman dari luar negeri mau touring di Indonesia tapi kondisi jalan macet,” ungkapnya.
Selain itu, Rian juga menegaskan tak semua pengendara yang memiliki motor berkapasitas mesin besar bisa bebas masuk ke jalan tol. Dirinya memastikan bakal ada rekomendasi dari dirinya sebagai Presiden MBCI yang akan diberikan kepada pengendara moge agar bisa melintas di jalan bebas hambatan.
“Kita udah punya edukasi, misalnya sudah melakukan safety riding, mereka bisa masuk tol ada rekomendasi dari ketuanya. Nggak sembarangan, bro. Kita harus benar-benar taat pada peraturan,” ucapnya.