"Sasisnya ternyata kurang kuat buat menopang mesin uap. Jadi saya ganti dulu sasisnya dengan yang baru," kata Lyokha.
Untuk sistem kerja mesin uap tersebut menurut Lyokha Romantic tidak jauh beda dengan mesin uap yang ada. Dia harus melengkapi motor itu dengan boiler dan burner. Jadi air yang digunakan bisa mendidih dan menghasilkan energi uap yang mampu menggerakkan motor.
Nah, untuk motor bisa berjalan dia memasang sebuah alat penggerak roda khusus ke roda belakang. Alat penggerak roda belakang itu benar-benar mirip seperti penggerak yang ada di kereta uap lawas.
Hasilnya memang sesuai harapan Lyokha Romantic. Motor tersebut bisa berjalan hingga kecepatan maksimal 60 kilometer per jam. Hanya saja jarak tempuhnya kurang ideal karena hanya mencapai 15 kilometer.
Pasalnya daya tampung air yang dimiliki motor Karpaty itu sangat kecil. Tentu akan jadi pekerjaan besar jika tempat menampung air berukuran besar.
Namun hal itu tidak jadi masalah buat Lyokha Romantic. Pasalnya dia memang hanya penasaran bagaimana serunya membuat motor bermesin uap.
"Saya memulai proyek ini murni karena minat teknik. Saya ingin membuat mesin uap, memasang semuanya di sana, membangun kembali, menyesuaikan, dan melihat cara kerjanya. Tetapi semakin lama semakin menarik jadinya," ujar Lyokha.