2 Pemilik PO Bus Ini Pilih Keluar dari PNS, Kini Ada yang Punya Ratusan Bus Beromzet Miliaran Rupiah

Muhamad Fadli Ramadan
H Hasanuddin Adnan (PO SAN) dan Oni Febrianant (PO AO Transport) memilih keluar dari pekerjaan mapan sebagai PNS. (Foto: Tangkapan Layar PerpalZ TV)

Oni Febrianant - PO AO Transport

Di saat orang berlomba-lomba bisa masuk sebagai PNS, Oni Febriananto justru merasa tidak nyaman. Oni memutuskan banting setir membangun bisnis di bidang bus pariwisata, PO AO Transport. 

Awalnya, Oni merupakan seorang pegawai di salah satu bank BUMN dan sudah menjadi PNS. “Setelah lulus (kuliah) saya kerja di bank, kebetulan background orang tua saya adalah pengusaha otobus tertua di Jogja, PO Baker. PO itu sudah didirikan sekitar 1950-an. Saya diminta untuk meneruskan usaha, tapi saya enggak bisa. Saya kerja di bank sebagai salah satu pegawai BUMN,” kata Oni

Pada 1993, Oni mulai berpikir  dirinya tak cocok bekerja sebagai pegawai bank padahal kehidupannya sudah terjamin. Ini yang membuatnya berpikir untuk mengikuti jejak bisnis keluarga untuk membuka perusahaan otobus. 

Namun, penghasilan sebagai pegawai bank dan hasil dari bermain musik di hotel dan pub tidak cukup menjadi modal membuka PO bus. Rencana tersebut tak langsung terwujud karena Oni dan sang istri berusaha mencari modal.

“Tahun 93, saya bicara sama Adel (istrinya), ‘kayanya saya nggak cocok bekerja di bank’. Saya bilang kayanya saya harus bikin bis, tapi saya enggak mau kaya bapak bus reguler, saya maunya bus pariwisata,” ujarnya. 

Saat mencari modal, Oni mengaku rela menjual mobilnya tapi nominal yang didapatkan masih kurang untuk membeli bus baru. Akhirnya, dia bersama sang istri memutuskan membeli bus bekas, sekaligus belajar memahami semua tentang bus. 

“Akhirnya beli bekas tahun 94, dibantulah dengan Pak Santoso melalui bapak, almarhum, dia itu dari OBL pendiri Safari Dharma Raya. Dia yang berjasa berdirinya AO. Saya coba, periksa, cat, betulin bus sendiri, dan Alhamdulillah semuanya berjalan,” katanya. 

Memiliki jiwa seni karena berprofesi sebagai pemusik, Oni megaku ingin memberikan sentuhan berbeda pada bus miliknya. Hingga tercipta logo AO dengan grafis yang dihasilkannya sendiri sehingga berbeda dengan PO lain. 

“Awal tahun 90-an cat bus itu lurus nggak ada yang dioret-oret, lah AO dioret-oret. Lah kok happening, akhirnya tambah lagi. Pada 96 kita beli kalau nggak salah dua atau empat unit baru. Akhirnya pada tahun 97 saya memutuskan mengundurkan diri dari bank,” ujarnya. 

Penamaan AO sendiri awalnya terinspirasi dari inisial nama Oni dan Adel yang akhirnya diubah menjadi Alfa Omega setelah nama perusahaan diresmikan. Ini juga memiliki filosofi sendiri bagi Oni dan sang istri. “Alfa Omega itu adalah yang awal dan yang akhir kita sehati kemitraannya baik saya sama Mbak Adel maupun sama anak-anak. Itulah filosofinya kenapa muncul nama itu,” kata Oni.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Buletin
4 bulan lalu

Karyawan PO Bus Kena PHK gegara Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Larang Study Tour

Niaga
5 bulan lalu

Bus Ada Kecoa dan Izin Kedaluwarsa, PO Rosalia Indah: Perizinan Sudah Terbit Sistem Belum Update

Mobil
6 bulan lalu

Langgar Aturan, Kemenhub Bakal Tindak Tegas PO Bus ALS Tewaskan 12 Penumpang

Niaga
7 bulan lalu

Gempar Pemudik Meninggal di Dalam Bus, Diduga Korban Kelelahan

Niaga
7 bulan lalu

Aksi Ugal-ugalan Sopir Bus Surabaya-Semarang Viral hingga ke China: Di Negara Lain SIM-nya Sudah Dicabut 200 Kali

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal