“Cuma caranya dulu saya nggak ngerti caranya (beli bus). Akhirnya ada bus bekas LG ada dua unit beli di Salatiga kondisinya masih bagus, kita ambil. Dalam satu bulan itu bisa berangkat terus, jadi dalam sebulan itu 30 hari tapi jadi 35 hari dihitungan kita,” ujar Zainul.
Terkait arti nama Persada yang digunakan dalam unit busnya, dia menyebutkan banyak yang mengira itu akronim dari Persatuan Persaudaraan atau Persatuan Daerah.
“Itu sebetulnya supaya kita wawasannya aja jauh, Persada Nusantara, wawasannya jauh gitu aja. Nggak ada Persatuan Persaudaraan, tidak. Cuma saat itu kan teman-teman kita lingkupnya kecil, kalau sudah kenal Mas Sani mungkin beda,” ucapnya sambil tersenyum.
Setelah pandemi Covid-19 menghantam, Zainul Arifin mengatakan pola masyarakat dalam menggunakan transportasi umum berubah. Dirinya pun berharap keinginan masyarakat untuk berwisata bisa kembali lagi seperti dulu.
“Harapannya si bukan hanya dinas-dinas pemerintahan dan sekolah saja yang melakukan study tour, tapi juga masyarakat yang ingin bepergian. Wisata ziarah ini juga sangat tinggi di sini, karena satu tahun itu bisa dua kali dengan jurusan berbeda, ke Timur dan ke Barat,” ujarnya.