Gaya berkendara para pengemudi bus PO Sinar Jaya kala itu benar-benar memacu adrenalin penumpangnya. Itu menjadikan penjual kecepatan di zamannya, dengan tujuan Pekalongan, Pemalang, Tegal, Wonosobo, dan Purwokerto.
Sisi kelamnya adalah selalu ada bus Sinar Jaya yang ringsek di setiap Polsek Pantura barat masing-masing daerah yang dilewatinya. Bahkan, pernah menjadi sasaran amukan massa karena selalu melaju kencang, meski di jalan sempit.
Perusahaan akhirnya bertrasformasi memberlakukan aturan ketat agar para pengemudi tidak lagi ugal-ugalan saat berada di jalan raya. Di setiap bus juga terpasang imbauan, “sesama bus Sinar Jaya dilarang saling mendahului.”
Ini demi menjaga kedisiplinan para pengemudi bus dan mengutamakan kenyamanan serta keselamatan penumpang. Perubahan ini membuat mereka rapi dalam layanan. Mereka kini terus menambah armada dan terkenal dengan tarif cukup terjangkau.
Bos PO Sinar Jaya
Di bawah manajeman baru, jumlah armada bus yang dimiliki PO Sinar Jaya terus bertambah diperkirakan lebih dari 1.000 unit. PO asal Bekasi ini dibangun oleh Herman Rusli.
Sinar Jaya kini dikelola sang anak Teddy Kurniawan Rusli. Dilansir dari tayangan YouTube PerpalZ, Teddy merupakan lulusan Jerman. Dia pertama kali ikut menjadi bagian dari PO Sinar Jaya pada 1997.
"Kuliah di Jerman. Tahun 1997 pulang ke Indonesia dan mulai join di Sinar Jaya," kata Teddy Kurniawan.
Dalam tayangan tersebut, Teddy menceritakan, tak lama setelah bergabung dengan Sinar Jaya, langsung dihadapkan dengan kondisi yang sulit, yakni krisis moneter. Berbekal ilmu yang dimiliki, Teddy berjuang bangkit dari ketepurukan.
"Pada saat itu mendekati krisis moneter, ada huru-hara. Pas balik (ke Indonesia) boro-boro mikirin internal perusahaan, masalah eksternalnya juga kan banyak ada tragedi trisakti, krisis moneter, apa boleh buat, kita mesti survive," ujarnya.