Kisah PO Sinar Jaya dari Raja Jalanan Berubah Jadi Keong Cipali, Kini Punya Ribuan Armada

Muhamad Fadli Ramadan
PO Sinar Jaya menjadi salah satu perusahaan otobus yang namanya lekat dengan sebutan Raja Jalanan pada era 1990-an. (Foto: Sinar Jaya)

Gaya berkendara para pengemudi bus PO Sinar Jaya kala itu benar-benar memacu adrenalin penumpangnya. Itu menjadikan penjual kecepatan di zamannya, dengan tujuan Pekalongan, Pemalang, Tegal, Wonosobo, dan Purwokerto.

Sisi kelamnya adalah selalu ada bus Sinar Jaya yang ringsek di setiap Polsek Pantura barat masing-masing daerah yang dilewatinya. Bahkan, pernah menjadi sasaran amukan massa karena selalu melaju kencang, meski di jalan sempit.

Perusahaan akhirnya bertrasformasi memberlakukan aturan ketat agar para pengemudi tidak lagi ugal-ugalan saat berada di jalan raya. Di setiap bus juga terpasang imbauan, “sesama bus Sinar Jaya dilarang saling mendahului.”

Ini demi menjaga kedisiplinan para pengemudi bus dan mengutamakan kenyamanan serta keselamatan penumpang. Perubahan ini membuat mereka rapi dalam layanan. Mereka kini terus menambah armada dan terkenal dengan tarif cukup terjangkau.

Bos PO Sinar Jaya 

Di bawah manajeman baru, jumlah armada bus yang dimiliki PO Sinar Jaya terus bertambah diperkirakan lebih dari 1.000 unit. PO asal Bekasi ini dibangun oleh Herman Rusli. 

Sinar Jaya kini dikelola sang anak Teddy Kurniawan Rusli. Dilansir dari tayangan YouTube PerpalZ, Teddy merupakan lulusan Jerman. Dia pertama kali ikut menjadi bagian dari PO Sinar Jaya pada 1997.

"Kuliah di Jerman. Tahun 1997 pulang ke Indonesia dan mulai join di Sinar Jaya," kata Teddy Kurniawan.

Dalam tayangan tersebut, Teddy menceritakan, tak lama setelah bergabung dengan Sinar Jaya, langsung dihadapkan dengan kondisi yang sulit, yakni krisis moneter. Berbekal ilmu yang dimiliki, Teddy berjuang bangkit dari ketepurukan.

"Pada saat itu mendekati krisis moneter, ada huru-hara. Pas balik (ke Indonesia) boro-boro mikirin internal perusahaan, masalah eksternalnya juga kan banyak ada tragedi trisakti, krisis moneter, apa boleh buat, kita mesti survive," ujarnya.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Internasional
1 hari lalu

Bus Seruduk Halte di Stockholm Swedia, 3 Orang Tewas

Internasional
25 hari lalu

Horor! Tabrakan 4 Kendaraan Tewaskan 63 Orang

Megapolitan
1 bulan lalu

Bus Royal Trans Ludes Terbakar di Tol Wiyoto Jakut, Api Diduga Muncul dari Mesin

Megapolitan
1 bulan lalu

Bus Terbakar Hebat di Tol Wiyoto Kelapa Gading Jakut, Begini Kondisinya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal