Dalam video tersebut juga Rian Mahendra menegaskan bahwa dirinya tak berjuang untuk tetap berada di PO Haryanto karena menjaga harga dirinya. Menurutnya, jika tetap bertahan, maka semuanya tidak akan berjalan seperti keinginannya.
“Andai kata gua berjuang, mungkin gua masih jadi direktur operasional, masih kerja seperti biasa. Tapi yang kerja cuma kebutuhan gua doang, jiwa gua nggak lagi hidup. Jadi nggak lah. Semua yang gua omongin ini fakta, jadi ya capek berjuang lah,” ujar Rian.
Namun, Rian Mahendra juga mengakui kesalahan ketika membawa beberapa nama sopir bus di PO Haryanto menjadi besar. Begitu juga namanya yang dikenal banyak orang sebagai pemilik perusahaan bus terbesar di Kudus, Jawa Tengah itu.
“Ini jadi salah satu penyebab, faktor (dipecat). Awak kapal itu namanya nggak boleh lebih besar dari nakhoda. Mungkin itu yang dijadikan celah, ya salah gua juga. Gua tuh pengen besarin nama Haryanto bukan cuma di penumpang dan penggunanya, tapi juga di dunia transportasi, pengamat. Kan nggak mungkin bawa ke media tanpa memunculkan sosok,” ucap Rian dalam live Instagram yang diunggah Mringsang Mn di YouTube.
“Gua juga sudah berusaha membawa nama ayah, nama bapak di setiap postingan gua. Gua selalu membesarkan nama bapak, karena gua sudah ngerem saat itu, jangan sampe nama gua lebih besar. Tapi mungkin itu yang dimakan sama orang,” ujarnya.