Meski memiliki umur paling muda pria asil Jayapura ini tetap mampu menembus skuad utama. Bahkan pada tahun tersebut Persipura mampu dibawanya menjadi juara liga.
Namun kisah luar biasanya itu harus terhenti untuk sementara lantaran patah kaki. Cedera itu didapatnya ketika membela Timnas Indonesia melawan Hongkong. Tercatat setelah kejadian tersebut Boaz sempat menghilang untuk melakukan penyembuhan. Bahkan dia sempat mengalami trauma untuk kembali bermain sepak bola lantaran kejadian tersebut.
Kendati demikian, dia memutuskan untuk tetap merumput dan performanya selalu apik. Kemampuan hebatnya itu membuat Boaz selalu masuk daftar pemain untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Namun di beberapa kali panggilan itu, tidak semuanya dia datangi. Akibat hal tersebut dia pernah dibilang tidak memiliki jiwa nasionalisme untuk negara. Bahkan tak jarang penolak Boaz untuk berseragam merah putih mengundang banyak netizen untuk menghujatnya.
Kebiasaan Boaz diam dan tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum pertandingan juga membuatnya selalu dipandang negatif. Alhasil, cap tidak memiliki jiwa nasionalisme pun terus mengiringi perjalanan karirnya kala memperkuat Timnas Indonesia.
Namun jika bicara kualitas yang dimiliki Boaz, tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi. Dia dikenal dengan striker yang haus akan gol. Pemain berusia 36 tahun itu pernah menjadi top skor PON 2004, top skor ISL 2008, 2010, dan 2013. Kemudian meraih gelar pemain terbaik di ISL 2008, 2010, dan 2013.