Kekalahan ini sekaligus menjadi alarm bagi tim pelatih dan PBSI. Evaluasi menyeluruh dari aspek fisik, teknik, hingga pendekatan mental harus segera dilakukan. Apalagi persaingan di level Super Series makin ketat dan padatnya kalender turnamen bisa berisiko jika tidak ditangani dengan tepat.
Khusus Jonatan, masalah konsistensi kembali menjadi sorotan. Meski memiliki modal teknik dan pengalaman mumpuni, tanpa fokus dan pengambilan keputusan yang matang, keunggulannya mudah dibalik lawan. Hal serupa juga berlaku untuk Gregoria, yang perlu waktu dan pendekatan bertahap untuk kembali ke performa puncak.
Dengan komitmen untuk memperbaiki diri dan evaluasi jujur dari para pemain, diharapkan performa Jonatan dan Gregoria bisa kembali meningkat di turnamen selanjutnya. Mereka memang kalah kali ini, tapi belum tentu kalah selamanya.