Tak hanya fokus pada olahraga, Erick juga menyiapkan langkah nyata untuk sektor kepemudaan. Dia menyebut, Kemenpora di bawah kepemimpinannya akan mencari terobosan yang lebih bersih, transparan, serta bebas dari stigma negatif.
"Kita harus cari bagaimana terobosan-terobosan di olahraga karena penting sekali olahraga ini juga harus bersih, transparan tanpa ada hal-hal selama ini banyak stigma olahraga ini banyak hal yang kurang sehat," ucapnya.
Dia juga menyinggung pentingnya kolaborasi antar-kementerian agar program kepemudaan berjalan efektif. Erick berencana menggandeng Kementerian Sosial dan kementerian lain untuk menyiapkan balai vokasi yang bisa membantu anak muda menghadapi tantangan masa depan, terutama persoalan lapangan pekerjaan.
Langkah awal Erick memperlihatkan pendekatan kolaboratif. Dengan merangkul mantan Menpora, dia ingin memastikan kesinambungan kebijakan olahraga, bukan sekadar program lima tahunan. Cara ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan olahraga nasional dan meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan bangsa.
Kedekatannya dengan para mantan Menpora seperti Dito Ariotedjo dan Zainuddin Amali juga menjadi modal penting. Hubungan baik ini akan mempermudah proses diskusi dalam menyusun road map bersama yang lebih komprehensif.
Langkah-langkah awal Erick tersebut menunjukkan tekadnya membawa Kemenpora ke arah baru yang lebih visioner. Dengan mengedepankan transparansi, kolaborasi, dan visi jangka panjang, Erick ingin memastikan bahwa olahraga dan kepemudaan Indonesia mampu berkembang secara berkesinambungan hingga 2045.