Broto menegaskan, kedelapan pebulu tangkis tersebut bukan berstatus pemain Pelatnas PBSI. Termasuk ketika mereka melakukan pelanggaran tersebut, para pebulu tangkis juga tidak berstatus sebagai pemain Pelatnas Cipayung.
“Intinya apa yang dilakukan delapan pemain yang tertangkap terkait pengaturan skor itu bisa dipastikan mereka bukan pemain Pelatnas Cipayung saat ini,” ucap Broto Happy saat dihubungi Okezone, Jumat (8/1/2021).
“Termasuk ketika melakukan judi, dan saat itu mereka kapasitasnya juga bukan pemain pelatnas. Itu bisa dipastikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, PBSI mengutuk perbuatan tidak terpuji yang dilakukan kedelapan pemain tersebut. Kasus tersebut telah mencoreng olahraga bulu tangkis, termasuk nama baik Indonesia.
“Yang pasti PBSI mengutuk tindakan yang tidak sportif yang dilakukan pemain ini. Padahal dalam bulu tangkis diajarkan kejujuran, fair play, respect, dan mereka mencederai itu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Broto menegaskan bahwa kedelapan pemain tersebut telah menjalani hukuman skorsing sejak tahun lalu. Hal itu juga telah disampaikan BWF dalam pernyataan resmi sebelumnya tentang masa hukuman skorsing yang telah dimulai sejak 18 Januari 2020.