Sebelum memutuskan menekuni blind judo, Fajar talah lebih dulu menggeluti olahraga pencak silat. Sejak SMP hingga SMA. Ia kemudian masuk tim judo saat lulus jenjang SMK dan pada Tahun 2018 menjadi turnamen yang diikutinya sebelum berhenti karena pandemi corona.
“Propos terakhir kan 2018. Habis Corona tidak turnamen cuma latihan tipis,” kata dia.
KONI kemudian mengusulkannya untuk masuk ke NPC Kebumen. Pada tahun 2021, Fajar masuk ke pelatnas NPC Indonesia untuk ajang APG Solo 2022 dan bertahan hingga sekarang.
Fajar mengungkapkan bahwa dirinya juga disibukkan dengan urusan membantu orang tua saat tengah menekuni olahraga pencak silat. Ia prihatin dengan kondisi keluarganya yang harus menanggung biaya terapi atas kebuataan yang Fajar derita.
“Membantu orang tua sambil latihan silat. Kan orang tua saya dulu ada musibah waktu saya kecil. Akhirnya saat masa kecil SD, SMP dan SMA membantu orang tua. Saya waktu kecil kelas 1 SD jatuh dari jembatan. Terasa saat kelas 3 SD itu melihat tulisan sudah tidak jelas sampai sekarang,” ujar dia.
Setiap 6 bulan sekali, Fajar wajib menjalani terapi di salah satu rumah sakit di Yogyakarta atas kebutaan yang ia derita sejak kelas 3 SD. Fajar mengungkapkan bahwa vonis dokter menyebut dirnya harus menjalani opersai agar bisa kembali melihat.