Panjat tebing yang mengirimkan Rahmad Adi Mulyono, Desak Made Rita Kusuma Dewi, Raji'ah Sallsabilah dan Veddriq Leonardo, mampu menyumbang satu medali emas.
Cabor ini memang mendapat perhatian setelah para spiderman dan spiderwoman Indonesia tampil gemilang di sejumlah event internasional.
Dengan tambahan prestasi di Paris, Indonesia telah mengoleksi 40 medali, di mana 22 di antaranya datang dari bulu tangkis. Angkat berat berada di posisi kedua cabang penyumbang kebanggaan dengan torehan 16 medali.
Total sejak mulai ambil bagian pada Olimpiade 1952 (Indonesia tidak mengirimkan atlet pada Olimpiade 1964 dan 1980), tim Merah Putih meraih 10 emas, 14 perak dan 16 perunggu.
Dalam urusan raihan medali emas cabang tepok bulu Indonesia adalah negara kedua setelah China yang mampu naik podium terbaik di seluruh nomor bulu tangkis.
Trio panahan Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani menjadi lembaran pembuka catatan medali Indonesia di panggung Olimpiade. Di Seoul, trio ini berhasil naik podium kedua dan menyabet medali perak. Inilah medali pertama Indonesia selama berpartisipasi di Olimpiade.
Empat tahun berselang di Barcelona, Susi Susanti meneruskan prestasi Indonesia lewat medali emas di cabang bulu tangkis nomor tunggal putri, setelah menjinakkan Bang Soo-hyun. Tak mau ketinggalan, Alan Budikusuma pun lalu menyumbang emas dengan mengalahkan Ardy Wiranata dalam all Indonesian final.
Sukses di Barcelona seakan mentahbiskan ‘tradisi emas’ Olimpiade di cabang bulu tangkis, kecuali pada edisi London 2012. Medali emas kembali diraih di Olimpiade Rio 2016 dan Olimpiade Tokyo.