Firman Utina menjadi satu dari 18 direktur akademi EPA Super League yang mengikuti program pembelajaran di Tajonar. Kehadirannya dinilai strategis mengingat pengalamannya panjang sebagai mantan gelandang top Indonesia.
Peran Firman kini tidak hanya berhenti sebagai legenda lapangan hijau. Dia membawa tanggung jawab besar menyalurkan ilmu dari Eropa ke sistem pembinaan nasional agar kualitas pemain muda Indonesia meningkat secara berkelanjutan.