Namun, publik dibuat terkejut ketika sang presiden yang memenangkan 60 persen suara pada pemilu Liberia Desember lalu itu tiba-tiba masuk ke lapangan dan ikut bermain sebagai striker.
Saat masih aktif main, Weah bersinar bersama AS Monaco pada periode 1988-1992 sebelum diboyong Paris Saint-Germain. Kemudian, AC Milan membelinya pada 1995 dan dia bermain di San Siro bersama para legendaris sekelas Roberto Baggio, dan Dejan Savicevic di lini serang.
Di bawah asuhan Fabio Capello, Weah dkk sukses membawa I Rossoneri meraih scudetto Serie A 1995/1996, dan 1998/1999.
Pesonanya di klub Kota Mode Italia itu yang membuat namanya terpilih meraih Ballon d'Or pada 1995. Di tahun itu juga dia menjadi top skor Liga Champions meski gagal membawa Milan juara Eropa.
Bukan hanya itu, Weah juga pernah tiga kali dinobatkan menjadi pemain terbaik Afrika pada 1989, 1994, dan 1995. Dia juga empat kali masuk tim FIFA XI pada 1991, 1996, 1997, dan 1998.
Setelah dari Milan, Weah juga sempat berkostum Chelsea, Manchester City, Olympique Marseille, sebelum pensiun di AlJazira, klub Uni Emirat Arab, pada 2003. Di timnas Liberia, tokoh Partai Koalisi untuk Perubahan Demokratis itu melakoni 61 kali penampilan dan mencetak 22 gol.