Menanggapi lebih lanjut soal tuduhan kasar di Ulsan, Shin Tae-yong mengakui bahwa ia memang sempat menggoda beberapa pemain saat pertama datang. Namun, semua itu menurutnya murni bentuk interaksi sosial agar suasana ruang ganti tidak kaku.
“Di Ulsan, ketika pertama kali tiba, saya akui pernah menggoda beberapa pemain karena kami canggung. Saya mengakuinya saat wawancara dengan tim. Untuk lebih dekat dengan mereka, saya akan mendekati mereka dan mengatakan hal-hal seperti, ‘Hei, dasar anak kecil,’ dan bahkan menarik telinga mereka,” jelasnya.
“Namun, tidak ada sedikit pun niat jahat. Suasananya bukan seperti memarahi, hanya upaya bercanda untuk membuat suasana menyenangkan. Saya tidak pernah memaki siapa pun di ruang ganti, bahkan setelah kekalahan besar. Saya tidak pernah melakukan kekerasan emosional. Jika saya melakukannya, saya tidak akan melatih lagi, tidak akan pernah lagi,” tegasnya.
Meski begitu, Shin Tae-yong mengungkap bahwa memang ada salah satu pemain yang melaporkan tindakannya ke pihak klub, dengan narasi bahwa pelatih melakukan kekerasan fisik dan mempermalukan. Namun menurutnya, tuduhan itu tidak sesuai kenyataan.
“Namun, seorang pemain melaporkan kejadian tersebut kepada tim, mengklaim bahwa pelatih tersebut melakukan kekerasan verbal dan fisik serta mempermalukan,” terangnya.
Menariknya, pemain yang melaporkan itu disebut adalah mantan anak asuh Shin Tae-yong, yang sebelumnya memiliki hubungan cukup dekat dengannya.
“Saya bertanya kepada pemain yang bersangkutan, dan dia sangat marah, lalu menyangkalnya. Dia salah satu mantan pemain saya, dan kami tetap berhubungan tidak hanya di hari ulang tahun, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Shin Tae-yong.