JAKARTA, iNews.id - Jauh sebelum era digital berkembang, Indonesia merupakan pionir teknologi Augmented Reality (AR) di Asia Tenggara. Teknologi ini sudah dikembangkan di Tanah Air sejak 1994.
Seiring perkembangan teknologi yang lebih baik, AR menjadi sarana komunikasi masa depan. Saat ini, yang dibutuhkan adalah infrastruktur sehingga ekosistem Augmented Reality dapat berkembang di Indonesia dengan baik. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama WIR Group Michel Budi Wirjatmo.
Dia menilai Augmented Reality, Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI) tidak bisa dipisahkan. Saat ini, pihaknya tengah fokus mengembangkan platform digital berbasis teknologi Augmented Reality dan Metaverse. Inovasinya pun telah diakui Silicon Valley.
Dibangun pada 2009, lini bisnis perusahaan software lokal ini mencakup solution for brands (AR & Co), solution for IOT Kiosk (DAV), Solution for Commerce, Mind Store (virtual store network), dan Brand and Metaverse Consulting (DM ID). Terbaru, WIR Group membangun brand project Nusameta, yang bakal ditampilkan dalam Presidensi G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, pada November 2022.
"Prototipe ekosistem metaverse Nusameta pertama kali ditampilkan di ajang WIR Presents NXC International Summit 2022, pada 31 Agustus 2022 di Bali. Kami akan menampilkan prototype metaverse Indonesia di Presidensi G20 Indonesia 2022,” ujar Michel dalam Media Gathering, Senin (19/9/2022).
Chief Metaverse Officer Grup WIR dan CEO Nusameta, Stephen Ng menjelaskan, melalui Nusameta masyarakat dapat memasuki dunia metaverse secara nyata dan mulai merasakan pengalaman unik, menggali berbagai potensi dan memperoleh berbagai benefit. Di mana AR tidak hanya menjadi teknologi eksklusif, tapi inklusif yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas.
"Nusameta akan diisi berbagai industri dengan variasi beragam. Penjualan lahan di Nusameta hanya sebagian kecil dari ekosistem, yang utama adalah kita ingin membuat ekosistem yang besar di Nusameta dan terjadi aktivitas ekonomi di dalamnya," kata Stephen.