Peneliti Kembangkan Smartwatch Bisa Deteksi Covid-19 Lewat Keringat

Intan Rakhmayanti Dewi
Ilmuwan dari University of Texas di Dallas, meneliti perangkat seukuran jam tangan yang dapat menganalisis keringat dan dapat melihat tanda-tanda badai sitokin disebabkan Covid-19. (Foto: Daily Mail)

DALLAS, iNews.id - Smartwatch atau jam tangan pintar kini banyak dikembangkan untuk berbagai hal. Salah satunya kesehatan.

Baru-baru ini, ilmuwan dari University of Texas di Dallas, meneliti perangkat seukuran jam tangan yang dapat menganalisis keringat dan dapat melihat tanda-tanda badai sitokin yang akan datang disebabkan Covid-19 dan infeksi lain.

Fenomena tersebut terjadi ketika bahan kimia dalam aliran darah yang disebut sitokin, berkembang biak dengan cepat dan tidak terkendali. Bahan kimia ini dirancang untuk membatasi dan mengontrol sistem kekebalan tubuh dan jika salah dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan organ.

Pada awal pandemi Covid-19, para dokter menyadari pasien yang mengembangkan 'badai sitokin' seringkali merupakan yang paling berisiko tinggi meninggal.

Untuk itu, para peneliti mengembangkan strip sensor dengan antibodi terhadap tujuh protein pro-inflamasi dan mengujinya pada enam orang sehat dan lima orang dengan flu, virus lain yang dapat memicu badai sitokin.

Dua dari orang yang sakit menunjukkan peningkatan kadar sitokin. Sementara semua peserta memiliki sitokin dalam keringat sesuai dengan nilai yang diharapkan berdasarkan penelitian sebelumnya.

Sistem peringatan dini memungkinkan dokter memberikan steroid dengan cepat, mengurangi risiko badai sitokin tidak terkendali.

"Saat ini utamanya dalam konteks Covid-19, jika Anda dapat memantau sitokin pro-inflamasi dan melihatnya meningkat, Anda dapat merawat pasien lebih awal, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala,'' kata salah seorang peneliti Shalini Prasad, dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (27/4/2021).

Deteksi dini penting karena begitu badai sitokin dilepaskan, peradangan yang berlebihan dapat merusak organ, menyebabkan penyakit parah dan kematian.

Sebaliknya, jika dokter dapat memberikan steroid atau terapi lain segera setelah kadar sitokin mulai meningkat, rawat inap dan kematian dapat dikurangi.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Seleb
14 hari lalu

Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya

Health
17 hari lalu

Apa Benar Alat Tes TBC INDIGEN dari PCR Covid-19? Ini Faktanya!

Mobil
19 hari lalu

Pemerintah Siapkan Insentif Otomotif, Skema Mirip saat Covid-19

Nasional
1 bulan lalu

Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal