Apple Percaya Smartphone Bertahan
Di sisi lain, Tim Cook tetap percaya pada relevansi smartphone. Apple baru-baru ini merilis iPhone 16, yang mengintegrasikan kemampuan AI canggih yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Cook melihat telepon pintar sebagai pusat kehidupan modern — bukan sesuatu yang harus dibuang, tetapi sesuatu yang harus terus disempurnakan. Fokusnya tetap pada kualitas dan kegunaan, memposisikan Apple untuk meningkatkan perangkatnya secara bertahap sambil tetap menggabungkan teknologi masa depan, seperti AR dan AI.
Dua Visi Masa Depan
Perpecahan ini menunjukkan perbedaan lebih dalam filosofi: disrupsi vs iterasi. Beberapa tokoh paling berpengaruh dalam teknologi membayangkan lompatan melampaui perangkat fisik — menggantinya dengan alat yang dikenakan, tertanam, atau bahkan ditanamkan. Sementara itu, Apple bertaruh untuk meningkatkan apa yang sudah digunakan miliaran orang.
Pertanyaannya bukan hanya apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi apakah masyarakat akan mengadopsi alat baru yang berani ini dengan sukarela, atau lebih memilih kenyamanan telepon pintar yang sudah dikenal selama bertahun-tahun.
Apa yang akan terjadi setelah Smartphone?
Musk, Gates, Zuckerberg, dan Altman mempromosikan teknologi transformational, tantangan dunia nyata masih menghalangi — mulai dari masalah privasi dan implikasi etika hingga adopsi dan regulasi pasar.
Apple merespons dengan strategi berbeda: memperkuat masa depan. Apple menjaga smartphone tetap relevan bahkan saat industri digoyah penggantinya.
Pada akhirnya, mungkin bukan masalah apakah smartphone akan hilang, tetapi bagaimana — dan siapa yang akan memimpin masa transisi saat ponsel pintar menghilang.