JAKARTA, iNews.id - Ponsel Android di Korea Utara mengalami banyak pembatasan dan software pengawasan. Tapi, ternyata beberapa warga mengambil tindakan sendiri terkait dengan pembatasan.
Laporan baru oleh organisasi hak asasi manusia yang berfokus pada Korea Utara Lumen dan peneliti Martyn Williams. Mereka telah mengungkapkan beberapa warga Korea Utara me-rooting ponsel Android untuk menginstal aplikasi yang tidak disetujui dan menggunakan media tak sah.
Dua pelarian Korea Utara yang diwawancarai sebagai bagian dari laporan mengkonfirmasi mereka telah me-rooting smartphone Pyongyang 2423 dan Pyongyang 2413 yang disetujui pemerintah. Dia menambahkan teman-teman dan rekan-rekan mereka juga saling membantu untuk me-rooting smartphone.
Dengan mengatakan demikian, para pelarian tidak berpikir praktik tersebut tersebar luas. Karena latar belakang mereka membantu memperoleh pengetahuan ini. Salah satu pelarian itu bekerja sebagai pemrogram untuk perusahaan yang didukung Korea Utara di China dan mampu menyelundupkan perangkat lunak kembali ke rumah.
Sedangkan yang lainnya adalah seorang mahasiswa dan bagian dari kelompok mahasiswa ilmu komputer yang berbagi software dan pengetahuan di antara mereka sendiri. Ponsel cerdas yang disetujui seperti model ini menjalankan versi Android yang disesuaikan dengan sejumlah batasan. Ini hanya mencakup koneksi ke intranet Korea Utara (diblokir dari internet itu sendiri), dan sistem tanda tangan untuk mencegah aplikasi dan konten yang tidak disetujui berjalan.
Penyertaan yang paling mengganggu pada ponsel ini adalah apa yang disebut aplikasi Trace Viewer yang mengintai pengguna. Program secara acak mengambil dan menyimpan foto, dengan pengguna tidak dapat menghapus gambar-gambar ini, sebagaimana dikutip dari Android Authority.