Lalu bagaimana cara kita mengamankan data pribadi agar terhindar dari peretasan?
Dilansir dari laman OJK, ada berbagai macam cara bagaimana kebocoran data bisa terjadi. Salah satunya akses ilegal terhadap sistem atau informasi.
Kebocoran data ini terjadi akibat peretasan seperti yang dilakukan Bjorka. Selain itu bisa juga disebabkan virus, worms, atau trojan. Pelaku dapat memasuki sistem, mencuri data, mengubah atau menghapus data serta merusak sistem agar tidak dapat diakses.
Ketika kebocoran data terjadi, Anda harus bertindak cepat menangani insiden tersebut. Ada beberapa aksi cepat tanggap yang bisa dilakukan dalam 24 jam pertama:
1. Dokumentasikan hasil temuan kebocoran data
Cata semua transaksi mencurigakan seperti tanggal, waktu, jumlah, nomor rekening tujuan dan simpan sebagai bukti digital atau fisik.
Telepon Call Center resmi dari website/struk kartu (jangan dari link di email/WA yang mencurigakan)
2. Mengamankan area kebocoran data
Anda bisa meminta blokir sementara/freeze rekening, kartu debit/kredit, hingga akses internet banking/mobile banking.
3. Laporkan kepada penegak hukum
Buat laporan ke polisi di kantor polisi terdekat atau lewat layanan online jika tersedia. Bukti LP biasanya diminta bank untuk proses klaim pengembalian dana.