Sesi pertama merupakan sesi pertunjukan wayang kertas yang menceritakan kebingungan Nobita akan perbedaan laki-laki dan perempuan. Farida dan Hanif, selaku staf Departemen Sosial Masyarakat BEM UI 2023 sekaligus Penanggung Jawab dari Kelas Otoritas Tubuh memilih karakter di serial Doraemon sebagai tokoh wayang. Menurut mereka, penayangan wayang dengan karakter kartun dapat lebih menarik perhatian anak-anak untuk menyimak cerita.
Sesi selanjutnya adalah mewarnai. Setiap murid diberikan kertas bergambar tubuh manusia yang harus mereka warnai. Setelah seluruh gambar diwarnai, mereka ditugaskan untuk melingkari area yang merupakan privasi tubuh mereka. Dengan begitu, mereka menjadi
semakin paham dan hafal area mana saja yang tidak boleh disentuh atau dilihat orang lain.
Pada kelas atas, yakni kelas 4, 5, dan 6 terdapat materi tambahan mengenai pubertas. Murid diedukasi terkait tanda-tanda pubertas baik pada laki-laki maupun perempuan. Tak hanya itu, setiap kelas juga ramai oleh sorakan nyanyian lagu yang berjudul “Mengenal Sentuhan”
ciptaan Sri Seskya Situmorang.
Selama kelas berlangsung, seluruh murid SDN 26 Tegineneng antusias dan interaktif dalam menerima materi otoritas tubuh. Melalui Kelas “Otoritas Tubuh”, GUIM 13 dan FORNASA berharap agar setiap anak dapat memahami dan menghargai area privasi tubuh mereka
sehingga dapat tercipta lingkungan yang aman dan terbebas dari kekerasan seksual.