"Karena semakin sulit untuk tidak terdeteksi dalam jangka waktu, kami melihat aktor jahat mencoba untuk bermain berdasarkan ekspektasi kolektif kami akan gangguan yang tersebar luas untuk menciptakan persepsi mereka lebih berdampak daripada yang sebenarnya," ujar Gleicher di sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Slash Gears, Rabu (28/10/2020).
Facebook, kata Gleicher, menyebutkan sebagai peretasan persepsi yakni upaya untuk mempersenjatai ketidakpastian guna menabur ketidakpercayaan serta perpecahan. “Kami memantau dengan cermat skenario potensial di mana aktor jahat di seluruh dunia dapat menggunakan klaim fiktif, termasuk mengenai infrastruktur pemilu yang disusupi atau hasil pemilu yang tidak akurat,” ujarnya.