Laporan tersebut juga mengutip mantan kepala IDF, Aviv Kochavi, yang mengatakan divisi sasaran “didukung oleh kemampuan AI” dan mencakup ratusan perwira dan tentara.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan sebelum perang, Kochavi mengatakan Gospel adalah mesin yang menghasilkan data dalam jumlah besar dengan lebih efektif daripada manusia mana pun dan menerjemahkannya menjadi sasaran serangan.
Dia menambahkan IDF memiliki kemampuan seperti Matrix. Dia mengatakan kepada sebuah majalah, “Setiap brigade sekarang memiliki aparat intelijen canggih yang mirip dengan film The Matrix, yang menyediakan intelijen real-time.”
Di antara semua revolusi teknologi, kata Kochavi, kecerdasan buatan (AI) kemungkinan akan menjadi yang paling radikal, baik atau buruk. IDF mengakui bidang ini bertahun-tahun yang lalu dan memanfaatkannya untuk meningkatkan efektivitas tempur.