Pengguna e-Commerce di Indonesia Naik 65 Persen, Tantangan Meningkat Ekosistem Perlu Dibanahi

Dani M Dahwilani
Regulasi adaptif dan mendukung pertumbuhan menjadi kunci e-commerce tidak hanya berkembang bagi segelintir pelaku, tapi menciptakan ekosistem berkelanjutan. (Foto: IDEA)

JAKARTA, iNews.id - Di era persaingan digital yang semakin ketat, efisiensi dan inovasi bukan sekadar keunggulan kompetitif, melainkan keharusan bagi pelaku industri e-commerce untuk bertahan dan berkembang. Inovasi terjadi begitu cepat, pemain-pemain baru bermunculan, model bisnis lama pilihannya bertransformasi atau tersingkir. 

Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan beroperasi efisien yang dapat bertahan. Namun, inovasi dan efisiensi ternyata tidak cukup. Regulasi yang adaptif dan mendukung pertumbuhan industri menjadi faktor kunci untuk memastikan industri e-commerce tidak hanya berkembang bagi segelintir pelaku, tapi juga menciptakan ekosistem berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk UMKM dan konsumen.

Sejak 2015, industri ini telah mengalami transformasi besar. Model bisnis yang dulunya didominasi marketplace kini bergeser ke social commerce, live shopping, hingga penggunaan AI dalam personalisasi pengalaman pelanggan. Inovasi terjadi begitu cepat, dan hanya mereka yang mampu beradaptasi yang bisa bertahan.

Kondisi ini menjadi perbincangan dalam Focus Group Discussion (FGD) "Menelaah Masa Depan Industri E-Commerce Indonesia" di Jakarta yang digelar Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA) di Jakarta, belum lama ini.

Direktur Perdagangan melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rifan Ardianto mengungkapkan nilai transaksi e-commerce pada 2024 mencapai Rp512 triliun, meningkat 12,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah pengguna e-commerce terus meningkat dan diperkirakan mencapai 65,65 juta orang, naik 12 persen dari tahun sebelumnya.

Namun, di balik pertumbuhan ini, industri masih menghadapi berbagai tantangan besar, seperti minimnya pemahaman UMKM terhadap pemasaran digital dan akses informasi, serta belum meratanya infrastruktur logistik dan pembayaran digital, terutama di luar Pulau Jawa.

"Tantangan ini perlu diselesaikan secara kolaboratif. Industri dan regulator harus bergerak bersama untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan," kata Rifan.

Ekonom Senior Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi memandang e-commerce bukan sebuah pasar digital, tetapi ekosistem yang melibatkan berbagai sektor, seperti logistik, sistem pembayaran, pemasaran digital, dan pelaku usaha dalam berbagai skala.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Belanja
17 hari lalu

Teknologi Digital Berkembang Pesat, Tren Belanja Online di Indonesia Tumbuh

Belanja
22 hari lalu

Tips Aman Belanja Online, Jangan Gampang Klik Link Sembarang!

Belanja
27 hari lalu

ShopeeVIP Bikin Belanja Sehari-hari Jadi Lebih Dekat, Lebih Spesial Tiap Kali Checkout

Bisnis
29 hari lalu

20 Finalis Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Buktikan Jiwa Pejuang di Dunia Bisnis!

Belanja
1 bulan lalu

Kisah Sukses Krav Ideas, dari Mesin Jahit Ibu hingga Panggung Global bersama Shopee

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal