JAKARTA, iNews.id - Kehadiran Financial Technology (Fintech) semakin nyata di era disrupsi teknologi sekarang. Masyarakat pun dituntut lebih bijak dan hati-hati dalam memilih platform dan menggunakannya.
Kehadiran Fintech secara perlahan mulai memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan keuangan online, tanpa perlu datang ke tempat. Meski jadi peluang, kehadiran Fintech masih menghadapi banyak tantangan.
Catatan Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam (JIEI) edisi Vol.5 No.3 tahun 2019 menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi penyelenggaraan Fintech di Indonesia berkisar pada aturan dan regulasi, kualitas SDM, serta tingkat penguasaan teknologi.
Selain itu, juga ada banyak oknum tak bertanggung jawab yang melakukan penipuan dengan meniru dan mengatasnamakan Fintech legal.
Sesuai dengan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengatur dan mengawasi perkembangan jenis usaha di sektor Fintech, salah satu peraturan yang diprioritaskan implementasinya oleh sektor Fintech adalah melaksanakan perlindungan data pribadi pengguna.
Namun prakteknya, masyarakat juga disarankan agar tetap waspada terhadap potensi penipuan. Di media sosial saja sudah banyak modus penipuan yang tersebar seperti meniru akun resmi dan meminta data pribadi.
Minerva Agustiani, Head of Operations Adapundi menekankan agar masyarakat selalu memeriksa atau mengecek setiap Fintech yang akan dipilih dengan memeriksa di website OJK. Masyarakat perlu memilih penyelenggara yang terdaftar dan berizin demi menjaga keamanan bertransaksi.
"Peran kami sebagai lembaga keuangan harus aktif mendukung upaya OJK dalam meningkatkan pemahaman literasi keuangan generasi muda tentang pentingnya memilih Fintech legal dan terpercaya, hingga mampu membedakan akun resmi (official account) sosial media milik Fintech tersebut," kata Minerva dalam pembukaan seminar keuangan bertema Generasi Muda Cerdas Pakai Fintech.