JAKARTA, iNews.id - Matahari meletus pada 23 Maret dengan jilatan api powerful kelas X. Ini melepaskan rentetan plasma super panas ke arah Bumi dalam lontaran massal koronal (CME).
Serangan energik menghantam Bumi pada pukul 10.37 pada 24 Maret 2024, memicu badai geomagnetic kelas G4, badan Matahari terkuat sejak 2017.
Badai geomagnetic yang juga dikenal badai Matahari adalah gangguan pada medan magnetik Bumi, yang disebabkan keluarnya plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari atmosfer Matahari dalam bentuk CME, sebagaimana dikutip dari Space.
The U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan peringkat badai Matahari pada skala mulai dari G1, yang dapat menyebabkan peningkatan aktivitas aurora di sekitar kutub dan fluktuasi kecil pada pasokan listrik hingga G5.
Tingkat paling ekstrem dapat menyebabkan pemadaman total radio HF di seluruh sisi Bumi yang diterangi Matahari selama beberapa jam.
NOAA mengeluarkan peringatan badai geomagnetik pada 24 Maret dan merinci tingkat kelas G4, cahaya utara dapat terlihat hingga selatan Alabama hingga California utara. Sayangnya, Planet Bumi mempunyai gagasa lain.