Tim dari NASA dan Boeing kemudian menyelidiki insiden tersebut. Mereka menemukan kekurangan dalam prosedur pengujian yang terakhir, sehingga menyebabkan kegagalan tersebut.
Alih-alih melakukan tes yang lebih lama untuk mensimulasikan seluruh proses mulai dari peluncuran hingga docking, Boeing hanya membagi tesnya menjadi bagian kecil. Oleh karena itu, perusahaan tidak menyadari waktu komputer di pesawat luar angkasa itu salah perhitungan 11 jam.
Selain itu, tim menemukan cacat software kritis yang dapat menyebabkan hilangnya pesawat luar angkasa. Boeing harus memastikan Starliner dapat dengan aman mencapai stasiun luar angkasa sebelum dapat terbang dengan awak.