Selain teks, masyarakat dunia juga mengganti pertemuan mereka dengan online. Anda juga dapat menggantikan isyarat komunikasi dengan ekspresi wajah dan nada suara.
Sebuah studi psikolog klasik yang dilakukan pada 1967 menunjukan, nada suara seseorang didahulukan dari isi kata-kata mereka saat menentukan makna. Ekspresi wajah juga merupakan faktor yang sangat penting dalam menyimpulkan sikap komunikator.
Penelitian yang diterbitkan pada 2015 melaporkan, karyawan menganggap komunikasi tatap muka lebih berkualitas dibanding telepon dan e-mail. Komunikasi tatap muka juga sangat kuat dan positif terkait kepuasan kerja karyawan dan persepsi mereka tentang efektivitas supervisor mereka bersama dengan identifikasi tim.
Penelitian itu membantu menjelaskan mengapa orang saat ini menggunakan layanan seperti Zoom untuk mengubah pertukaran e-mail menjadi video call. Tapi, tidak terhindarkan percakapan berbasis teks harus tetap terjadi dan di sinilah emoji berperan.
“Saran saya ini adalah waktu yang tepat untuk beralih dari komunikasi tanpa pikiran ke penuh perhatian. Ini adalah waktu untuk menumbuhkan kesadaran dan tidak menghakimi, bagi pengirim dan penerima untuk mengetahui kesenjangan dalam komunikasi yang disebabkan mode komunikasi baru ini. Mungkin tidak lazim menggunakan emoji dalam pengaturan kerja formal. Namun, ini dapat memecahkan beberapa hambatan,” ujarnya.